Sabtu, 19 Mei 2012

Cinta Segi Tiga, Kenapa Tidak?

Cinta Segi Tiga, Kenapa Tidak?
Tahukan Anda bahwa pernikahan yang sukses dan berhasil
selalu terdiri atas cinta segi tiga? Jika belum, Anda perlu membaca artikel
ini.

Pernikahan yang berhasil dan paripurna, percaya atau tidak, selalu terjadi
karena cinta segi tiga. Eit, jangan berpikir ngeres dulu tentang kata cinta
segi tiga.

Cinta segi tiga di sini bukan berarti Anda harus menyimpan pria idaman lain
atau wanita idaman lain. Pernikahan yang penuh berkah dan melenggang ke
jalan yang penuh bahagia memang memerlukan cinta segi tiga. Seorang suami,
seorang istri dan Allah. Itulah cinta segi tiga yang penuh berkah.

Simak saja hadits Rasulullah di bawah ini, "Akan lebih sempurna ketakwaan
seorang mukmin, jika ia mempunyai istri yang shalihah. Jika diperintah
suami ia patuh, jika dipandang suami ia menyenangkan, jika suaminya pergi
ia menjaga diri dan harta sang suami." (HR. Bukhari & Muslim)

Mari sedikit kita urai hadits di atas. Akan lebih sempurna ketakwaan
seorang mukmin, demikian Rasulullah bersabda, dalam hal ini adalah sang
suami. Dalam hadits ini, seolah-olah Rasulullah ingin menyampaikan pesan,
peran seorang istri sangatlah besar dalam meningkatkan ketakwaannya pada
Allah.

Ya, ibarat sebuah garis segi tiga. Titik bawah akan lebih kokoh, lebih
lurus menarik garisnya ketika titik bawah yang di sisi lain ikut
membantunya. Titik-titik di sudut-sudut bawah dalam segitiga harus sama
kokohnya menunjang hubungan dengan titik sudut di atasnya.

Untuk meningkatkan ketakwaan seorang suami, dibutuhkan keshalihan seorang
istri. Dan untuk menjadi seorang istri yang shalihah dibutuhkan ketakwaan
yang tinggi. Dan untuk itu, tak ada jalan lain suami pun harus menjadi
seorang yang shalih. Dan jika seorang suami shalih hidup bersama istri yang
shalihah, itulah surga dunia.

Bersatunya istri yang shalihah dengan suami yang shalih akan mengundang
Allah turun tangan dalam keluarga mereka. Allah menjadi sepasang kaki dalam
keluarga itu mencapai keluarga sakinah. Allah menjadi sepasang tangan dalam
keluarga itu untuk saling menjaga. Allah menjadi sepasang mata dalam
keluarga itu untuk saling mengawasi. Allah menjadi sepasang telinga dalam
keluarga itu untuk saling memperhatikan. Dan akhirnya, Allah menjadi dzat
yang menyambut sepasang suami istri itu dengan tatapan yang lebih nikmat
dari surga. Lebih nikmat dari surga.

Cinta segi tiga itulah kuncinya. Seorang suami, seorang istri dan Allah.
Karena pernikahan bahagia atas dasar cinta segi tiga, kenapa tidak mulai
sekarang kita melakukannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar