Minggu, 09 Desember 2012

Ketahuilah, satu patah kata bisa menjerumuskan kita kedalam kehinaan, Musibah di dunia ini pun bukan mustahil akan bertubi-tubi menimpa akibat kita salah dalam memilih kata. Maka “sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang dijamin kebenarannya, perkataan yang diucapkan dalam situasi yang tepat, dan berusaha agar orang lain yang mendengar merasakan manfaat, bukan mudharat”. (renungan pagi)

Kamis, 04 Oktober 2012

Judul Slideshow Anda Slideshow

Judul Slideshow Anda Slideshow: TripAdvisor™ TripWow ★ Judul Slideshow Anda Slideshow ★ untuk Blitar. Slideshow perjalanan gratis yang menakjubkan di TripAdvisor

Sabtu, 18 Agustus 2012

Mohon maaf lahir & batin

Serangkul Doa , Seribu senyum, Segenggam kata manis yang harus aku ucapkan kepadamu walaupun diri penuh dosa, MOHON MAAF LAHIR & BATIN dari Teteh panggah sekeluarga.

Selasa, 14 Agustus 2012

Aku selalu ada dalam hatimu.

Janganlah kau pikir kita terpisah amat jauh, Karena
setiap kali kau memikirkan aku, Aku selalu ada disini,
dalam hatimu.

Minggu, 12 Agustus 2012

Wahai angin laut


nyiur tinggi menjulang
melambai-lambai ke arah lautan
menantikan datangnya angin kesegaran
menantikan percikan ombak laut samudera
seakan menantikan kehadiran panutan hati yang diimpikan

burung-burung camar beterbangan
melintasi lautan, buih dan ombak
mencari kesegaran udara yang menyegarkan
seakan memberikan harapan kabar dari seberang lautan

Kamis, 09 Agustus 2012

Bersahabat dengan seseorang


Bersahabat dengan seseorang itu membutuhkan banyak
pengetian, waktu,dan rasa percaya. Dengan semakin
dekatnya masa hidupku yang tidak pasti, teman-temanku
adalah hartaku yang paling berharga.
Kegembiraan sejati tidak berasal dari kemudahan yang
menyetai kekayaan, atau dari puji-pujian, tetapi dari
melakukan sesuatu yang berguna buat orang lain.


Minggu, 05 Agustus 2012

Adalah disini.


Terdiam aku mengingat saat dimana aku melihatmu
Tenteramlah aku ketika kau berpijar dalam ruang hampa dihatiku
Bercermin kedalam mataku serta membakar kedua mataku
Engkau sadarkan ........

Adalah disini......waktu dalam hatiku
Saat semuanya terlihat begitu damai dan tenang
Membuat aku merasa, cintaku terlahirkan kembali

Aku menatap dalam dirimu,  langkahmu, pribadimu
Lalu mencoba tenggelam dalam senyummu dan hasratmu
Hidup ini demikian indah, hanya itu yang dapat kurasakan

Aku hanya butuh cahaya dan menyinarkannya
Karena aku perlu untuk bertahan dan aku harus mampu selamanya
Namun lebih senang bilamana kau bergayut di pundakku
Engkau begitu kemilau, begitu cantik dan sangat menyilaukan

Kau membuat aku percaya, kau hilangkan lemahku
Kau membuat aku berdiri, kau ayunkan langkahku
kau membuat aku bernyanyi dan bersinar lagi
Namun kumohonkan janganlah pernah membuatku menangis lagi

Aku percaya dengan hati nuraniku......
Karena hati nurani adalah suara yang paling abadi
Dari kebenaran dan kejujuranku...........

KUKABARKAN PADA CINTA "


KUKABARKAN PADA CINTA "

KUAJARKAN PADA CINTA
UNTUK MENATAP KETIDAK PASTIAN
LALU MENAFSIRKAN DIRINYA
MENJADI SEPILIHAN KENANGAN

KUAJARKAN KEPADA CINTA
UNTUK MENATAP KETIDAK PASTIAN
SEPERTI KABUT YANG TERTUNDUK

Bunga gunung

kau bagai bunga gunung
tumbuh dan indah dan disanjung
impianku terapung,

tinggi sungguh tempatmu
tidak mungkin tersentuh jejariku
setia aku merindu...

walau tidak berhias duri
tapi dirimu sukar di dekati
terlalu tinggi harga diri
berkurun lama kau terbiar sendiri

hanya disini pada kaki gunung
kupendam mimpi sambil bermenung
hingga sampai,tiba musim gugur
satu persatu kelepoka mu hancur!
apalah arti penantian.....


Wahai, segenap kawan!


Wahai, segenap kawan!

Sebelum berbicara dengan kalian tentang shalat, puasa, hukum, peradilan,
adat, ibadah dan muamalah, maka aku akan berbicara tentang hati yang
hidup, jiwa yang hidup, nafsu yang perasa, hati nurani yang sigap, dan
KEIMANAN yang mendalam dalam tiga rukun (pilar) ini :

Agama ISLAM ini adalah suatu KESUNGGUHAN


Agama ISLAM ini adalah suatu KESUNGGUHAN dan tidak mengandung senda
gurau. Dan suatu keteguhan dan tidak berupa pura-pura. Setiap nash dan
kalimatnya adalah HAQ. Barangsiapa tidak merasakan kesungguhan,
keteguhan dan keyakinan yang kokoh dalam dirinya, maka agama Islam tidak
membutuhkan orang macam itu.
Dan sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam
semesta.

( Asy-Syahid Sayyid Quthub )


Pujian yang diberikan dengan ikhlas..
adalah anak kunci untuk memulai persahabatan
sedangkan penghinaan adalah sumber pertengkaran dan permusuhan

Peliharalah lidah


Peliharalah lidah sewaktu berbicara
karena perkataan itu adalah seumpama anak panah
apabila sudah terlepas dari busurnya sukar untuk kembali lagi

Tanda-tanda orang yang arif dalam amal,


Tanda-tanda orang yang arif dalam amal,
Ia tidak membanggakan amal ibadahnya.
Berkurangnya harapan kepada Allah,
ketika terjadi kekhilafannya kepada Allah.

(Syekh Ahmad bin Muhammad Atailah)

Sabtu, 04 Agustus 2012

andai bubuk n kopi

Andai kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang
menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100
derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin
nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu
akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik. mari minum kopi

Senin, 30 Juli 2012

keresahan


Satu hal yang perlu aku lakukan ketika menghadapi masalah
adalah meluaskan dan melapangkan hatiku, sehingga aku tidak lagi merasakan masalah sebagai suatu beban, melainkan suatu kelegaan karena telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga daripadanya... aku juga tahu memang enak berbicara daripada melakukannya.. aku sangat peduli, aku sangat menghormati, aku sangat mengasihi,.. meskipun tahapan demi tahapan waktu yang panjang yang sangat melelahkan, sangat menyakitkan, bahkan bermunculan dendam membara. aku juga tidak tahu siapa dan siapa bahkan kepada siapa yang aku maksut dari perkataanku ini. aku bilang sadar tetapi aku tak menyadarinya, aku bilang berjanji mengawalmu sampai destinasi, tetapi aku juga tak tahu kapan berakhirnya, Andai aku  adalah burung Maka aku ingin jadi  burung merpati yang selalu menepati janji..aku juga ingat pesan guruku ..."katakanlah apa yang akan kamu perbuat, dan lakukanlah apa yang sudah kamu ucapkan" .. .. aku juga manusia yang yang setiap saat bisa galau bisa sedih.... biarlah apa yang akan terjadi.... yang perlu kau tahu ..kasih dihatiku pernah berbunga dan terus berbunga meskipun tiada harum dan tiada warna tetapi membekas dalam sanubariku ..ohhh mengapa ini harus terjadi....puisiorangkampungan

Sabtu, 28 Juli 2012

Marilah perbaiki shalat dimulai dengan wudhu dengan nikmat. Dari wudhu sampai menjelang shalat berdzikirlah, mengingat Allah dan minta diberi kenikmatan shalat yang khusyu. Badan memakai wangi-wangian, Sempurnakanlah. Rasakan kenikmatan shalat. Untuk mengobrol 10 menit berlalu tanpa terasa, kenapa shalat di hadapan Allah tidak kita sempurnakan???? ikijareaqudw
Menunda waktu sama dengan menabung derita yang disebabkan kemalasan,
Menunda waktu bisa mencari saat yang tepat utk menentukan sesuatu
Menunda waktu karena keadaan yang tidak dimungkinkan.. bukan krn malas...mat pagi
Telah jauh kulangkahkan dua kakiku,
hingga lelah dan penat meliput persendianku,
Engkau jua yang aku cari dan aku tuju
Sendiri dalam jalanku hanyalah sekedar takdirku
dalam sejuk segar bau hawamu,
tapi Engkau yang aku tuju
ketika bayangmu memabuk sukmaku,
datanglah engkau meski hanya sekedar harum baumu
sungguh panggilanmu yang menggerakkan kakiku untuk bertemu denganmu. (tth)

Jumat, 27 Juli 2012

Janganlah meremehkan sesama dan meremehkan makhluk ciptaan ALLOH

Janganlah meremehkan sesama dan meremehkan makhluk ciptaan ALLOH, sebab tidaklah ALLOH menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang ALLOH ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari ALLOH Azza wa Jalla adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh KASIH SAYANG. kasihsayangku tanpa batas...jareakudewe raolehprotes
Saudaraku..?.. ilmu yang dititipkan kepada kita umat manusia mungkin tidak lebih dari setitik air di tengah samudera luas.

Telah jauh kulangkahkan dua kakiku,

Telah jauh kulangkahkan dua kakiku, 
hingga lelah dan penat meliput persendianku, 
Engkau jua yang aku cari dan aku tuju
Sendiri dalam jalanku hanyalah sekedar takdirku
dalam sejuk segar bau hawamu, 
tapi Engkau yang aku tuju
ketika bayangmu memabuk sukmaku, 
datanglah engkau meski hanya sekedar harum baumu
sungguh panggilanmu yang menggerakkan kakiku untuk bertemu denganmu. (tth)

Mimipi itu cita cita

Mimipi itu cita cita, berharap itu adalah doa.
kecewa itu berarti tidak menerima keputusan Tuhan,
bersyukur dan berserah kepadaNya dengan iman agar cita cita, doa bahkan kecewa adalah yang diberikan Tuhan agar kita memiliki dan menikmati yang diberikanNya ..amin
Janganlah kau pikir kita terpisah amat jauh, 
Karena setiap kali kau memikirkan aku, Aku selalu ada disini,
dalam hatimu.... jarekitabghoyatulmaarif

Tak Kujanjikan ada hari esok,

Tak Kujanjikan ada hari esok, 
Tapi hari ini akan selalu
ada, Dan karena setiap hari jalannya sama 
Tak ada rasa kangen pada masa lalu.
Kau telah begitu setia,
Begitu penuh iman dan begitu benar. 
Meskipun pernah kau lakukan Hal hal yang kau tahu dan sadari Tidak semestinya kau kerjakan. 
Tapi kau sudah diampuni Dan
kini akhirnya kau bebas. 
Jadi, kemarilah dan sambut tanganKu Dan ikut berbagi cerita kehidupan dengan Aku? 
(renungansetelah sahur) tth

melepas masa lalu

Teman, bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lalu, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah lebih menyenangkan, untuk memberikan maaf bagi setiap orang yang pernah berbuat salah kepada kita? Karena, kita pun bisa jadi juga bisa berbuat kesalahan yang sama. Bukankah lebih terasa nyaman, saat kita membagikan setiap masalah kepada orang lain, kepada teman, agar di cari penyelesaiannya, daripada terus dipendam? 

Trima kasih Tuanku

Trima kasih Tuanku
Kau tlah mberi aku kesempatan menggunakan sebuah pena
kan gunakan pena ini tuk blajar menulis & menggambar hidup Demi Tuanku
Agar jika kelak Kau benar² memberiku sebuah pena kan ku urai hidup Demi Tuanku, Jika aku boleh memilih biarkanlah pena ini menjadi pena pilihanMu untukku
karena ku yakin pena PilihanMu pena terbaikku
tuk mengurai hidup Demi Tuanku
trima kasih Tuanku. buat TTM 

surat buat sahabat

Saat ini kau bangun dipagi hari, 
Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, walaupun hanya sepatah kata, 
meminta pendapat atau bersyukur kepadaNya atas sesuatu hal indah yang terjadi didalam hidupmu kemarin, 
tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan
diri untuk bekerja.

Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaku, tetapi engkau terlalu sibuk / usaha menhindar dariku.

aku terbayang, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas
menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau
menggerakkan kakimu.
Aku berpikir engkau ingin berbicara kepadaku tetapi engkau berlari
ketelepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.

Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaku

Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saat engkau pulang ke rumah nanti.

Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton youtube dan menikmati makananmu. tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKu.
Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian bermimpi.

Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku
selalu hadir untukmu.

Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain.
Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata,
doa atau pikiran atau syukur dari hatimu.

Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali Aku akan menanti
dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu.

Semoga harimu menyenangkan.
Yang selalu menyertaimu setiap saat,

Selasa, 03 Juli 2012

Kejujuran membangun kepercayaan

Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas), yakinlah tak akan pernah untung sama sekali dengan ketidakjujuran selain kerugian yang mendera dan menghancurkan, sudah terlalu banyak bukti di sekitar kita untuk dijadikan pelajaran. kancaku berpesan...?
1.Jangan sekali-kali berbohong atau terpancing untuk menambah omongan sehinga menjadi dusta walau dalam gurauan sekalipun. 
2. Jangan pernah mudah membuat janji, pastikan setiap janji yang diucapkan sudah diperhitungkan matang-matang, dan berusaha keraslah untuk memenuhi janji. 
3. Tepat waktulah dalam segala hal, jangan terlambat atau gemar menunda-nunda atau mengakhirkan. 
4. Biasakanlah memiliki data dan fakta yang jelas, dan bersikaplah terbuka. 
5. Milikilah kemampuan dan kesungguhan mengevaluasi diri, dan segera perbaiki diri begitu ditemukan kesalahan serta bertanggungjawablah dengan sungguh-sungguh dan tulus. 
6. Jangan pernah patah semangat bila didapati masa lalu kita pernah atau banyak keidakjujuran.

I LOVE U MOM ..... I LOVE U DAD

Saudaraku ...... orang tua kita adalah sosok yang takkan pernah berhenti menyayangi diri kita .... dan takkan pernah mengecewakan kita .........
berbahagialah dengan semua yang dia berikan ....... dan berbahagialah karena kalian mendapatkan kasih sayang mereka
I LOVE U MOM ..... I LOVE U DAD .. salam Teteh Panggah tak akan berubah

Tiada satu patah katapun

Tiada satu patah katapun yang kita ucapkan luput dari pendengaran Allah.
Tiada satu patah katapun yang diucapkan kecuali pasti memakan waktu.
Tiada satu patah katapun yang kita ucapkan kecuali dengan sangat pasti harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Maka, sebaik-baik dan seberuntung-beruntungnya Saudaraku adalah orang yang sangat mampu memperhitungkan dan memperhatikan setiap kata yang diucapkannya.
Sungguh, alangkah sangat beruntungnya saudaraku bisa menahan setiap kata-kata yang diucapkannya,
Alangkah sangat beruntungnya saudaraku yang bisa menahan diri dari kesia-siaan berkata dan menggantinya dengan berdzikir kepada Allah. salam

buah pemikiran

"buah pikiran melahirkan kuwalitas, kalau sesuatu itu benar, nikmati saja dan rasakan kebenarannya" tetapi harus diingat dalam kebenaran ada kesalahan yang tersembunyi??jarekancaku

cara mengubah orang lain

Yakinlah bahwa cara paling gampang mengubah orang lain sesuai keinginan kita adalah dengan cara menjadikan diri kita sebagai media atau contoh yang layak ditiru.
Karenanya, jangan bercita-cita memiliki teman sabar n penyayang , lembut, kalau kesantunan dan kelembutan itu tidak ada dalam diri kita sendiri. jarekancaku

Minggu, 24 Juni 2012

Orang yang bening hati

Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun juga. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga.  Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.jare puisi orang kampungan

Jumat, 15 Juni 2012

ilmu secara syariat

Secara syariat, suatu ilmu disebut bermanfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi, manfaat tersebut menjadi kecil artinya bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu, Allah Azza wa Jalla. Dengan ilmunya ia mungkin meningkat derajat kemuliaannya di mata manusia, tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nyat

tersenyum

Aku harus meneliti relung hatiku jikalau aku melihat orang lain tersenyum, rasanya ikut terimbas bahagia. Kata-kata yang disampaikan dengan senyuman yang tulus, rasanya lebih enak ku dengar daripada dengan wajah bengis dan ketus apa lagi dengan bibir seolah terikat (mecucu). Senyuman menambah manisnya wajah walau 30 tahun lagi tua keriput. Yang menjadi pertanyaan, apakah aku termasuk orang yang senang tersenyum untuk orang lain? Mengapa aku berat untuk tersenyum, bahkan dengan orang yang terdekat sekalipun... karena aku bukan masa lalu yg selalu bisa tersenyum

harapan dan keinginan

Sangatlah normal kalau kita mempuyai keinginan dan harapan karena dari harapan dan keinginan itu memacu kita untuk mau berbuat sesuatu, tetapi tidaklah normal kalau keinginan memperbudak oleh keinginan kita.

Senin, 11 Juni 2012

Jagalah Kehalusan Tutur Kata

Orang yang lisannya bermutu haruslah berkemampuan memperhalus dan menjaga kata-katanya tidak menjadi duri atau tidak bagai pisau silet yang siap melukai orang lain. Betapa banyak kata-kata yang keluar yang rasa-rasanya ketika mengeluarkannya begitu gampang, begitu enak, tapi yang mendengar malah sebaliknya, hatinya tercabik-cabik, tersayat-sayat perasaannya, begitu perih dan luka tertancap dihatinya. Seakan memberi nasehat, tapi bagi yang mendengar apakah merasa dinasehati atau malah merasa dizhalimi.

Jangan ada dusta dianatara kita...

Sahabat-sahabat sekalian, Berpikirlah sebelum berbicara. Jangan pernah biarkan terlontar dari lisan ini sesuatu yang kita sendiri meragukannya. Apalagi dengan sengaja kita berkata dusta, naudzubillah. Demi Allah, Allah Maha Mendengar, tahu persis segala nita di balik kata yang kita ucapkan. Kedustaan kita hanya masalah waktu saja bagi Allah untuk membeberkannya, walau mati-matian kita menutupinya. Maka, pastikan setiap pembicaraan kita untuk tidak ada dusta, walau sedikitpun. beh angel iki...ngapusi titik ae konangan nu

Bohong yang dibenarkan oleh syariat

Cegahlah dusta walau sekecil apapun, kecuali tentunya bohong yang dibenarkan oleh syariat. Misalnya, bohong dalam rangka bersiasat kepada musuh, bohong ringan dengan maksud untuk mendamaikan orang-orang yang bersengketa demi kebaikan. Bohong istri kepada suami atau sebaliknya dengan maksud untuk menyembunyikan kejelekan, bohong untuk membahagiakan dengan cara yang sah dan benar, tetapi bukan bohong untuk menyembunyikan aib dan kesalahan
Beranilah hidup tampil dengan apa adanya, biarlah kita tampil begini adanya. Kenapa harus berdusta, lebih baik kita tidak diterima, karena kita sudah mengatakan apa adanya daripada kita diterima karena mendustainya. Jangan berat untuk tampil apa adanya. Daripada kita sibuk merekayasa agar rekayasa kata, sangat pasti tidak akan menolong sedikitpun "yu izzumantasyaa wa tudzillu man tasya" Yang mengangkat derajat bukan kebohongan, bukan rekayasa kita, tapi Allah saja, dan sebaliknya yang menghinakan juga Allah

Berkatalah dengan Perkataan yang Benar

Kalau kita ingin berbicara dengan benar, maka pastikan bahwa pembicaraan kita bersih dari bohong, bersih dari dusta. Kata-kata kita ini harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan pernah mau berkata apapun yang kita sendiri tidak yakin dengan apa yang kita katakan. Jangan berusaha berkata-kata semata-mata agar orang terkesima, terpesona, suka, karena semuanya tidak akan menolong kita. Perkataan kita yakin dengan seyakin-yakinnya haruslah dapat dipertanggungjawabkan.

Bohong, dusta, sama sekali tidak akan menolong diri kita ini, karena kedustaan mutlak diketahui oleh Alloh dan sangat mudah bagi ALlah membeberkan segala kebohongan dan kedustaan kita.

Dusta tidak akan mengangkat derajat, bahkan sebaliknya kalau Allah membeberkan kebohongan kita, kedustaan kita, maka, kita akan menjadi orang yang tidak berharga sedikitpun. Untuk dapat orang percaya pada kita tidak bisa dibeli dengan uang, tidak bisa dibayar dengan harta, sekali tampak bahwa kita pendusta, pembohong, tukang tipu, maka akan butuh waktu yang sangat lama untuk mengembalikan kepercayaan orang pada kita.

Tanggung jawab kata yang sudah terucap

Banyak orang berkata tanpa bisa menjaga diri, padahal kata-kata yang terucapkan harus selalu dipertanggung-jawabkan, yang siapa tahu akan menyeretnya ke dalam kesulitan. Sebelum berkata, kita yang menawan kata-kata itu, tapi sesudah kata terucapkan kitalah yang ditawan kata-kata kita .
Jadi waspada, dengan lidah, menggerakkannya memang mudah, tidap perlu pakai tenaga besar, tidak perlu pakai biaya mahal, tapi bencana bisa datang kepada kita. Berbicara itu baik, tapi diam jauh lebih bermutu. Dan ada yang lebih hebat dari diam, yaitu BERKATA BENAR.
"Duh Gusti Allah, Engkaulah penguasa segalanya. Titip hati kami agar terkendali, titip harta kami andai ada jatah rizki yang halal berkah bagi kami ya Allah , tuntun supaya kami bisa ikhtiar di jalan-Mu, hingga berjumpa dengan keadaan jatah rizki kami yang barokah, tapi kalau tidak ada jatah rizkinya, tolong diadakan ya Allah, karena Engkaulah yang Maha Pembuka dan Penutup rizki, jadikan pekerjaan kami menjadi ibadah amal shaleh." Amin..
Bila hati kian lapang hidup susah terasa senang
Walau kesulitan menghadang dihadapi dengan tenang
 Tapi bila hati sempit segalanya jadi rumit
Seakan hidup terhimpit lahir batin terasa sakit

hati yang lapang

Hati yang lapang dapat diibaratkan sebuah lapangan yang luas membentang, walaupun ada anjing, ada ular, ada kalajengking, dan ada aneka binatang buas lainnya, pastilah lapangan akan tetap luas. Aneka binatang buas yang ada malah makin nampak kecil dibandingkan dengan luasnya lapangan. Sebaliknya, hati yang sempit dapat diibaratkan ketika kita berada di sebuah kamar mandi yang sempit, baru berdua dengan tikus saja, pasti terkejut !!!!... semoga hatiku ibarat lapangan yang luas..Amin..
Ketenangan tidak harus dengan diam tapi ketenangan bisa kita dapatkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah. Sekecil apapun perbuatan kita, bebas dari kesia-siaan, efektif dan penuh makna...

Selamat berbahagia bagi siapapun yang paling gemar beramal dan paling cepat melupakan jasa dan kebaikan dirinya, percayalah hidup ini akan jauh lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah. Insya Allah.

Selamat berbahagia bagi siapapun yang paling gemar beramal dan paling cepat melupakan jasa dan kebaikan dirinya, percayalah hidup ini akan jauh lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah. Insya Allah.

.agar hati nraniku tetap hidup

Kalaupun aku bisa???, aku harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nuraniku hidup. Tidak berlebihan jikalau aku mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhatikan orang lain..

fungsi qolbu.

Manusia ternyata bukan kecerdasannya saja,
tapi yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar,
yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar.
Disitulah fungsi qolbu.
Oleh karenanya, menjadi cerdas belum tentu mulia,
kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat kebenaran.
Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di jalan yang benar

Rabu, 23 Mei 2012

Hakikat Cinta


Hakikat Cinta K.H. Abdullah Gymnastiar



Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
Hikam:
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan. Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran,
harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka. (imm)
Beda antara cinta dan suka"

Dihadapan orang yang kau cintai, musim  dingin
berubah  menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah  sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih  cepat
Dihadapan  orang yang kau sukai,kau hanya
merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang  yang
kau cintai,  matamu berkaca kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau
sukai, engkau hanya tersenyum  saja

Dihadapan orang yang kau cintai,  kata kata yang
keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai, kata kata  hanya
keluar  dari pikiran saja

Jika orang  yang kau cintai menangis, engkaupun
akan ikut mengangis disisinya
Jika orang yang kau  sukai menangis, engkau hanya
menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata,  sedangkan
rasa  suka dimulai dari telinga

Jadi jika  kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga
Tapi apabila kau mencoba menutup  matamu dari
orang yang kau cintai,cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal  dihatimu
dalam  jarak waktu yang cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta...  ada
perasaan  yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang
tidak mudah berubah. Perasaan  yang dapat membuatmu
berkorban untuk orang
yang kamu sayangi. Mau menderita demi  kebahagiaan
orang yang kamu sayangi.

Cinta ingin memiliki.  Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..  walaupun harus
kehilangan."

Suami, Pemimpin Bagi Keluarga


Suami, Pemimpin Bagi KeluargaK.H. Abdullah Gymnastiar


Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga dimulai dengan ijab-kabul. Saat itulah yang halal bisa jadi haram, atau sebaliknya yang haram bisa jadi halal. Demikianlah ALLOH telah menetapkan bahwa ijab-kabul walau hanya beberapa patah kata dan hanya beberapa saat saja, tapi ternyata bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Saat itu terdapat mempelai pria, mempelai wanita, wali, dan saksi, lalu ijab-kabul dilakukan, sahlah keduanya sebagai suami-istri. Status keduanya pun berubah, asalnya kenalan biasa tiba-tiba jadi suami, asalnya tetangga rumah tiba-tiba jadi istri. Orang tua pun yang tadinya sepasang, saat itu tambah lagi sepasang. Karenanya, andaikata seseorang berumah tangga dan dia tidak siap serta tidak mengerti bagaimana memposisikan diri, maka rumah tangganya hanya akan menjadi awal berdatangannya aneka masalah.
Ketika seorang suami tidak sadar bahwa dirinya sudah beristri, lalu bersikap seperti seorang yang belum beristri, akan jadi masalah. Dia juga punya mertua, itupun harus menjadi bagian yang harus disadari oleh seorang suami. Setahun, dua tahun kalau ALLOH mengijinkan akan punya anak, yang berarti bertambah lagi status sebagai bapak. Ke mertua jadi anak, ke istri jadi suami, ke anak jadi bapak. Bayangkan begitu banyak status yang disandang yang kalau tidak tahu ilmunya justru status ini akan membawa mudharat. Karenanya menikah itu tidak semudah yang diduga, pernikahan yang tanpa ilmu berarti segera bersiaplah untuk mengarungi aneka derita. Kenapa ada orang yang stress dalam rumah tangganya? Hal ini terjadi karena ilmunya tidak memadai dengan masalah yang dihadapinya.
Begitu juga bagi wanita yang menikah, ia akan jadi seorang istri. Tentusaja tidak bisa sembarangan kalau sudah menjadi istri, karena memang sudah ada ikatan tersendirh. Status juga bertambah, jadi anak dari mertua, ketika punya anak jadi ibu. Demikianlah, ALLOH telah menyetingnya sedemikian rupa, sehingga suami dan istri, keduanya mempunyai peran yang berbeda-beda.
Tidak bisa menuntut emansipasi, karena memang tidak perlu ada emansipasi, yang diperlukan adalah saling melengkapi. Seperti halnya sebuah bangunan yang menjulang tinggi, ternyata dapat berdiri kokoh karena adanya prinsip saling melengkapi. Ada semen, bata, pasir, beton, kayu, dan bahan-bahan bangunan lainnya lalu bergabung dengan tepat sesuai posisi dan proporsinya sehingga kokohlah bangunan itu.
Sebuah rumah tangga juga demikian, jika suami tidak tahu posisi, tidak tahu hak dan kewajiban, begitu juga istri tidak tahu posisi, anak tidak tahu posisi, mertua tidak tahu posisi, maka akan seperti bangunan yang tidak diatur komposisi bahan-bahan pembangunnya, ia akan segera ambruk tidak karu-karuan. Begitu juga jika mertua tidak pandai-pandai jaga diri, misal dengan mengintervensi langsung pada manajemen rumah tangga anak, maka sang mertua sebenarnya tengah mengaduk-aduk rumah tangga anaknya sendiri.
Seorang suami juga harus sadar bahwa ia pemimpin dalam rumah tangga. ALLOH SWT berfirman, "Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena ALLOH telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka…" (Q.S. An-Nissa [4]: 34).
Dan seorang pemimpin hanya akan jadi pemimpin jika ada yang dipimpin. Artinya, jangan merasa lebih dari yang dipimpin. Seperti halnya presiden tidak usah sombong kepada rakyatnya, karena kalau tidak ada rakyat lalu mengaku jadi presiden, bisa dianggap orang gila. Makanya, presiden jangan merendahkan rakyat, karena dengan adanya rakyat dia jadi presiden.
Sama halnya dengan kasus orang yang menghina tukang jahit, padahal bajunya sendiri dijahit, "Hmm, tukang jahit itu pegawai rendahan". Coba kalau bajunya tidak dijahitkan oleh tukang jahit, tentu dia akan kerepotan menutup auratnya. Dia dihormati karena bajunya diselesaikan tukang jahit. Lain lagi dengan yang menghina tukang sepatu, "Ah, dia mah cuma tukang sepatu". Sambil dia kemana-mana bergaya memakai sepatu.
Tidak layak seorang pemimpin merasa lebih dari yang dipimpin, karena status pemimpin itu ada jikalau ada yang dipimpin. Misalkan, istrinya bergelar master lulusan luar negeri sedangkan suaminya lulusan SMU, dalam hal kepemimpinan rumah tangga tetap tidak bisa jadi berbalik dengan istri menjadi pemimpin keluarga. Dalam kasus lain, misalkan, di kantornya istri jadi atasan, suami kebetulan stafnya, saat di rumah beda urusannya. Seorang suami tetaplah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya.
Oleh karena itu, bagi para suami jangan sampai kehilangan kewajiban sebagai suami. Suami adalah tulang punggung keluarga, seumpama pilot bagi pesawat terbang, nakhoda bagi kapal laut, masinis bagi kereta api, sopir bagi angkutan kota, atau sais bagi sebuah delman. Demikianlah suami adalah seorang pemimpin bagi keluarganya. Sebagai seorang pemimpin harus berpikir bagaimana nih mengatur bahtera rumah tangga ini mampu berkelok-kelok dalam mengarungi badai gelombang agar bisa mendarat bersama semua awak kapal lain untuk menepi di pantai harapan, suatu tempat di akhirat nanti, yaitu surga.
Karenanya seorang suami harus tahu ilmu bagaimana mengarungi badai, ombak, relung, dan pusaran air, supaya selamat tiba di pantai harapan. Tidak ada salahnya ketika akan menikah kita merenung sejenak, "Saya ini sudah punya kemampuan atau belum untuk menyelamatkan anak dan istri dalam mengarungi bahtera kehidupan sehingga bisa kembali ke pantai pulang nanti?!". Karena menikah bukan hanya masalah mampu cari uang, walau ini juga penting, tapi bukan salah satu yang terpenting. Suami bekerja keras membanting tulang memeras keringat, tapi ternyata tidak shalat, sungguh sangat merugi. Ingatlah karena kalau sekedar cari uang, harap tahu saja bahwa garong juga tujuannya cuma cari uang, lalu apa bedanya dengan garong?! Hanya beda cara saja, tapi kalau cita-citanya sama, apa bedanya?
Buat kita cari nafkah itu termasuk dalam proses mengendalikan bahtera. Tiada lain supaya makanan yang jadi keringat statusnya halal, supaya baju yang dipakai statusnya halal, atau agar kalau beli buku juga dari rijki yang statusnya halal. Hati-hatilah, walaupun di kantong terlihat banyak uang, tetap harus pintar-pintar mengendalikan penggunaannya, jangan sampai asal main comot. Seperti halnya ketika mancing ikan di tengah lautan, walaupun nampak banyak ikan, tetap harus hati-hati, siapa tahu yang nyangkut dipancing ikan hiu yang justru bisa mengunyah kita, atau nampak manis gemulai tapi ternyata ikan duyung.
Ketika ijab kabul, seorang suami harusnya bertekad, "Saya harus mampu memimpin rumah tangga ini mengarungi episode hidup yang sebentar di dunia agar seluruh anggota awak kapal dan penumpang bisa selamat sampai tujuan akhir, yaitu surga". Bahkan jikalau dalam kapal ikut penumpang lain, misalkan ada pembantu, ponakan, atau yang lainnya, maka sebagai pemimpin tugasnya sama juga, yaitu harus membawa mereka ke tujuan akhir yang sama, yaitu surga.
ALLOH Azza wa Jalla mengingatkan kita dalam sabdanya, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…" (Q.S. At Tahriim [66]:6).
Kepada pembantu jangan hanya mampu nyuruh kerja saja, karena kalau saja dulu lahirnya ALLOH tukarkan, majikan lahir dari orang tua pembantu, dan pembantu lahir dari orang tua majikan, maka si majikan yang justru sekarang lagi ngepel. Pembantu adalah titipan ALLOH, kita harus mendidiknya dengan baik, kita sejahterakan lahir batinnya, kita tambah ilmunya, mudah-mudahan orang tuanya bantu-bantu di kita, anaknya bisa lebih tinggi pendidikannya, dan yang terpenting lagi lebih tinggi akhlaknya.
Inilah pemimpin ideal, yaitu pemimpin yang bersungguh-sungguh mau memajukan setiap orang yang dipimpinnya. Siapapun orangnya didorong agar menjadi lebih m

Nikmati Proses


Nikmati Proses K.H. Abdullah Gymnastiar


Sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Kalau hasil itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT.
Seperti para mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, sebetulnya bukan kemenangan yang terpenting bagi mereka, karena menang-kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting baginya adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena ALLOH dan selama berjuang itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuh berarti bisa jadi syuhada.
Ketika jualan dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya dari ALLOH dan semua pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi ALLOH untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah menimpanya, dikenai bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.
Walhasil yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Misal, bagaimana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agar tidak pernah ada satu miligram pun hak orang lain yang terambil oleh kita, bagaimana ketika berjualan itu kita tampil penuh keramahan dan penuh kemuliaan akhlak, bagaimana ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat waktu, janji-janji kita penuhi.
Dan keuntungan bagi kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkara uang sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan, karena ALLOH Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat oleh keuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yang kita jalani.
Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siap pun yang sedang bisnis bahwa yang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses. Termasuk ketika kuliah bagi para pelajar, kalau kuliah hanya menikmati hasil ataupun hanya ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisuda? Apalagi kita tidak tahu kapan akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan, tanya dulu pada diri, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya untuk mencari isi perut, kata Imam Ali, "Orang yang pikirannya hanya pada isi perut, maka derajat dia tidak akan jauh beda dengan yang keluar dari perutnya". Kalau hanya ingin cari uang, hanya tok uang, maka asal tahu saja penjahat juga pikirannya hanya uang.
Bagi kita kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kita bisa lebih meningkat manfaatnya. Kita tingkatkan kemampuan salah satu tujuannya adalah agar dapat meningkatkan kemampuan orang lain. Kita cari nafkah sebanyak mungkin supaya bisa mensejahterakan orang lain.
Dalam mencari rizki ada dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedang mencari kita sangat jaga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikan sekuat-kuatnya. Inilah yang sangat penting. Dalam perkuliahan, niat kita mau apa nih? Kalau mau sekolah, mau kuliah, mau kursus, selalu tanyakan mau apa nih? Karena belum tentu kita masih hidup ketika diwisuda, karena belum tentu kita masih hidup ketika kursus selesai.
Ah, Sahabat. Kalau kita selama kuliah, selama sekolah, selama kursus kita jaga sekuat-kuatnya mutu kehormatan, nilai kejujuran, etika, dan tidak mau nyontek lalu kita meninggal sebelum diwisuda? Tidak ada masalah, karena apa yang kita lakukan sudah jadi amal kebaikan. Karenanya jangan terlalu terpukau dengan hasil.
Saat melamar seseorang, kita harus siap menerima kenyataan bahwa yang dilamar itu belum tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah datang ke calon mertua, sudah bicara baik-baik, sudah menentukan tanggal, tiba-tiba menjelang pernikahan ternyata ia mengundurkan diri atau akan menikah dengan yang lain. Sakit hati sih wajar dan manusiawi, tapi ingat bahwa kita tidak pernah rugi kalau niatnya sudah baik, caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi nikah dengan dia. Siapa tahu ALLOH telah menyiapkan kandidat lain yang lebih cocok.
Atau sudah daftar mau pergi haji, sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat, tiba-tiba kita menderita sakit sehingga batal untuk berangkat. Apakah ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan pertolongan dari ALLOH, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin ALLOH tahu kapasitas keimanan dan kapasitas keilmuan kita.
Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpukau oleh hasil, karena hasil yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut perhitungan ALLOH. Kalau misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saat ALLOH memberikan untung satu milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibah buat kita. Karena setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu kitanya bagus. Kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang bermutu sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-gara dia punya kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan mental yang bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia jadi nista dan hina karena kedudukannya.
Ada orang yang terjerumus, bergelimang maksiat gara-gara dapat untung. Hal ini karena ketika belum dapat untung akan susah ke tempat maksiat karena uangnya juga tidak ada, tapi ketika punya untung sehingga uang melimpah-ruah tiba-tiba dia begitu mudahnya mengakses tempat-tempat maksiat.
Nah, Sahabat. Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu membuat kue lebaran, ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukannya dengan takaran yang tepat, dan sampai menungguinya di open. Dan lihatlah ketika sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi biasanya tidak dimakan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membuat kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capeknya saja, karena hasil proses membuat kuenya pun habis dengan seketika oleh orang lain. Artinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses.
Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya sembilan bulan, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan juga limbung, masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnya juga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah perjuangan sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil ngencinginngeberakin, sekolah ditungguin, cengengnya luar biasa, di SD tidak mau belajar (bahkan yang belajar, yang mengerjakan PR justru malah ibunya) dan si anak malah jajan saja, saat masuk SMP mulai kumincir, masuk SMU mulai coba-coba jatuh cinta. Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai keikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu bapaknya. Bayangkan pula kalau menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek setengah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang kita dapatkan?
Oleh sebab itu, bagi para ibu, nikmatilah proses hamil sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mengurus anak, pusingnya, ngadat-nya, dan rewelnya anak sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, dengan penuh jerih payah dan tetesan keringat sebagai ladang amal. Jangan pikirkan apakah anak mau balas budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani proses ini, insya ALLOH tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan. ***

Menjaga Akhlak kepada Allah

Menjaga Akhlak kepada AllahK.H. Abdullah Gymnastiar


Mudah-mudahan ALLOH SWT yang Maha Mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya, menolong kita agar dapat mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki, memberitahu jalan yang harus ditempuh, dan memberikan karunia semangat terus-menerus sehingga kita tidak dikalahkan oleh kemalasan, tidak dikalahkan oleh kebosanan, dan tidak dikalahkan oleh hawa nafsu.
Dan mudah-mudahan pula warisan terbaik diri kita yang dapat diwariskan kepada keluarga, keturunan, dan lingkungan adalah keindahan akhlak kita. Karena ternyata keislaman seseorang tidak diukur oleh luasnya ilmu. Keimanan seseorang tidak diukur oleh hebatnya pembicaraan. Kedudukan seseorang disisi ALLOH tidak juga diukur oleh kekuatan ibadahnya semata. Tapi semua kemuliaan seorang yang paling benar Islamnya, yang paling baik imannya, yang paling dicintai oleh ALLOH, yang paling tinggi kedudukannya dalam pandangan ALLOH dan yang akan menemani Rasulullah SAW ternyata sangat khas, yaitu orang yang paling mulia akhlaknya.
Walhasil sehebat apapun pengetahuan dan amal kita, sebanyak apapun harta kita, setinggi apapun kedudukan kita, jikalau akhlaknya rusak maka tidak bernilai. Kadang kita terpesona kepada topeng duniawi tapi segera sesudah tahu akhlaknya buruk, pesona pun akan pudar.
Yakinlah bahwa Rasulullah SAW diutus ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak. Hal ini dinyatakan sendiri oleh beliau ketika menjawab pertanyaan seorang sahabatnya, "Mengapa engkau diutus ke dunia ini ya Rasul?". Rasul menjawab, "Innama buitsu liutamimma makarimal akhlak" "Sesungguhnya aku diutus ke dunia hanyalah untuk menyempurnakan akhlak".
Sayangnya kalau kita mendengar kata akhlak seakan fokus pikiran kita hanya terbentuk pada senyuman dan keramahan. Padahal maksud akhlak yang sebenarnya jauh melampaui sekedar senyuman dan keramahan. Karenanya penjabaran akhlak dalam perilaku sehari-hari bukanlah suatu hal yang terpecah-pecah, semua terintegrasi dalam satu kesatuan utuh, termasuk bagaimana akhlak kita kepada ALLOH.
Akhlak kita kepada ALLOH SWT harus dipastikan benar-benar bersih. Orang yang menjaga akhlaknya kepada ALLOH, hatinya benar-benar putih seperti putihnya air susu yang tidak pernah tercampuri apapun. Bersih sebersih-bersihnya. Bersih keyakinannya, tidak ada sekutu lain selain ALLOH. Tidak ada satu tetes pun di hatinya meyakini kekuatan di alam semesta ini selain kekuatan ALLOH SWT sehingga ia sangat jauh dari sifat munafik.
Bagaimanakah sifat orang munafik itu? Berikut ini kita kutif tulisan dari Imam Al Ghazali yang menuturkan ucapan Imam Hatim Al Ashom, seorang ulama yang shalih ketika mengupas perbedaan antara orang mukmim dengan orang munafik.
"Seorang mukmin senantiasa disibukan dengan bertafakur, merenung, mengambil pelajaran dari aneka kejadian apapun di muka bumi ini, sementara orang munafik disibukan dengan ketamakan dan angan-angan kosong terhadap dunia ini.
Seorang mukim berputus asa dari siapa saja dan kepada siapa saja kecuali hanya kepada ALLOH, sementara orang munafik mengharap dari siapa saja kecuali dari mengharap kepada ALLOH.
Seorang mukmin merasa aman, tidak gentar, tidak takut oleh ancaman siapa pun kecuali takut hanya kepada ALLOH karena dia yakin bahwa apapun yang mengancam dia ada dalam genggaman ALLOH, di lain pihak orang munafik justru takut kepada siapa saja kecuali takut kepada ALLOH, naudzhubilah, yang tidak dia takuti malah ALLOH SWT.
Seorang mukmin menawarkan hartanya demi mempertahankan agamanya, sementara seorang munafik menawarkan agamanya demi mempertahankan hartanya.
Seorang mukmin menangis karena malunya kepada ALLOH meskipun dia berbuat kebajikan, sementara seorang munafik tetap tertawa meskipun dia berbuat keburukan.
Seorang mukmin senang berkhalwat dengan menyendiri bermunajat kepada ALLOH, sementara seorang munafik senang berkumpul dengan bersukaria bercampur baur dengan khalayak yang tidak ingat kepada ALLOH.
Seorang mukmin ketika menanam merasa takut jikalau merusak, sedangkan seorang munafik mencabuti seraya mengharapkan panen.
Seorang mukmin memerintahkan dan melarang sebagai siasat dan cara sehingga berhasil memperbaiki, larangan dan perintah seorang mukmin adalah upaya untuk memperbaiki sementara seorang munafik memerintah dan melarang demi meraih jabatan dan kedudukan sehingga dia malah merusak, naudzhubillah".
Ah, Sahabat. Nampak demikian jauh beda akhlak antara seorang mukmin dengan seorang munafik. Oleh karenanya kita harus benar-benar berusaha menjauhi perilaku-perilaku munafik seperti diuraikan di atas. Kita harus benar-benar mencegah diri kita untuk meyakini adanya penguasa yang menandingi kebesaran dan keagungan ALLOH. Kita harus yakin siapa pun yang punya jabatan di dunia ini hanyalah sekedar makhluk yang hidup sebentar dan bakal mati, seperti halnya kita juga. Jangan terperangah dan terpesona dengan kedudukan, pangkat, dan jabatan, sebab itu cuma tempelan sebentar saja, yang kalau tidak hati-hati justru itulah yang akan menghinakan dirinya.
Sayangnya kalau kita simak di media massa sekarang, sepertinya ada sesuatu yang menyedihkan dimana cara menyampaikan pendapat, kritik, dan saran serta koreksi dilakukan dengan akhlak yang kurang terpuji, kotor, kasar, dan nista. Saling memukul, saling menjatuhkan, saling mencemarkan, dan saling membeberkan aib. Apa yang dicari? Padahal kalaulah didapat jabatannya, baik presiden, menteri, gubernur, walikota, rektor, atau dekan di kampus, asal tahu saja bahwa jabatan yang disandang itu tidak akan lama, hanya beberapa tahun saja dan kalau tidak hati-hati justru aibnya tetap melekat lama. Harusnya kita anggap semuanya biasa-biasa saja, anggap sebagai hiburan yang justru kalau tidak hati-hati, pangkat dan jabatan itulah yang akan mencemarkan, menjatuhkan, dan menghinakan kedudukan dunia dan akhirat kita.
Karenanya jangan terperangah melihat orang punya kedudukan, sebab itu cuma tempelan ringan yang berat tanggung jawabnya. Jangan pula mendatangi orang yang dianggap memiliki kekuatan dahsyat sehingga kita merasa aman. Para dukun, ahlik klenik, tukang sihir, atau paranormal, mereka sama saja dengan kita yaitu makhluk yang pasti binasa. Mereka hanya orang lapar yang mencari makan dengan menjadi dukun atau yang sejenisnya. Seharusnya kalau mereka hebat, tidak usah mencari nafkah dengan seperti itu. Pernah suatu ketika ada seseorang yang mengaku ahli pengobatan yang ternyata hanya menjual kata-kata, pengobatan yang dia maksudkan ternyata berasal dari obat yang dia beli di apotek dan dijual kembali dengan harga berpuluh dan beratus kali lipat dari harga aslinya.
Makanya jangan yakini kekuatan dukun atau kekuatan paranormal, untuk apa? Mereka hanya sekedar makhluk yang hidup sebentar dan lama-lama akan binasa. Bagi kita hidup di dunia hanya mampir sebentar, sehingga yang paling patut harus kita lakukan adalah mempersiapkan bekal untuk kepulangan kita nanti. Oleh karenanya ketika kita memandang manusia adalah hal yang biasa-biasa saja. Hanya ALLOH-l`h segala-galanya, Dia penguasa tunggal, Dia Pemilik, Penggenggam, Penentu satu-satunya tiada yang lain selain ALLOH Azza wa Jalla.
Bulatkan dan bersihkan hati kita hanya kepada ALLOH dengan dibuktikan oleh kesungguhan ibadah dan amal kita. Sehingga tidak usah menyimpan keris sekecil apapun di rumah kita hanya untuk menjadi penolak bala. ALLOH yang Mahaagung dan Mahakuasa dapat menolong kita tanpa harus kita menyimpan jimat. Tidak usah pakai susuk, untuk apa? Susuk itu katanya nama sejenis keluarga jin, yaitu Shuk-shuk. Tidak usah pula memelihara tuyul untuk mendatangkan rizki. ALLOH Mahakaya untuk menjamin makhluk-makhluknya sekalipun tanpa bantuan makhluk jin atau yang sejenisnya. Insya ALLOH orang yang bersih keyakinannya tiada yang akan dituju selain ALLOH.
Nah, Sahabat. Tiadalah yang dituju selain ALLOH, tiadalah yang diharap selain harap dari ALLOH, tiadalah yang ditakuti selain hanya ALLOH, tiadalah yang dimaksud selain ALLOH, tiadalah yang bulat mencuri hati selain ALLOH. Orang yang bersih tauhidnya, itulah yang benar akhlaknya, insya ALLOH. Sebab baik amalnya, ramah, dan dermawan orangnnya tetapi dia termasuk orang yang menyekutukan ALLOH, maka dia tidak termasuk orang yang berakhak mulia. ***

Getaran Allah di Padang Arafah


Getaran Allah di Padang ArafahK.H. Abdullah Gymnastiar


Saudaraku para tamu Allah dan juga saudaraku di Tanah Air yang kali ini atas izin Allah bisa merasakan getaran orang - orang yang bersyukur di Tanah Arafah. Inilah saat yang paling dirindukan oleh orang - orang yang beriman, saat diundang ke tanah dimana Allah menghadapkan hamba-hamba-Nya kepada para malaikat di hari Arafah.
Pada saat inilah Allah menjanjikan pembebasan api jahannam sebanyak-banyak hamba-hamba-Nya. Dan pada hari ini Allah juga menjanjikan diampuni lumuran dosa-dosa, dihapus aib-aib yang menyelimuti, kerak-kerak kenistaan disingkirkan, dibukanya lembaran-lembaran baru yang putih bersih.
Saudaraku para tamu Allah.
Begitu banyak orang yang bertawakkal dan bersimpuh di hadapan Allah. Di seluruh pelosok negeri. Mungkin di pedesaan, di lereng-lereng, maupun di persawahan. Mereka ini mungkin siang malam bersandar kepada Allah. Mereka tiada henti memuja Allah. Bahkan mungkin bisa jadi kedudukan mereka lebih tinggi di sisi Allah dibanding kita yang sehari-hari melumuri diri dengan dosa, lebih banyak dipakai memuaskan diri kita dibanding memuaskan perintah allah. Tapi sampai sekarang mereka belum pernah merasakan nikmatnya jamuan Allah di Arafah ini.
Inilah saatnya kita harus merasa malu. Karena, lebih banyak orang yang berhak wukuf di Arafah ini dibanding kita. Kita lihat orang dikeningnya berbekas dengan bekas sujud hanya bisa menangis sepanjang hayatnya untuk bisa dijamu oleh Allah di Padang Arafah ini. Tapi, kapan kita melakukan seperti itu ?
Karena itu, saudaraku yang hadir di bumi Arafah ini, hari ini adalah hari buat kita untuk bersyukur. Bisa jadi kita hadir di tempat ini bukan karena kesalehan kita. Kehadiran kita di sini mungkin karena ridho Allah atas orang-orang yang kita sakiti yang mereka balas sakit hatinya dengan doa kemuliaan bagi kita.
Mungkin kita berada di tempat ini berkat doa fakir miskin yang kita lempar dengan uang seratus rupiah tapi mereka menerimanya dengan ridla dan memohon kepada Allah agar mengampuni kita. Mungkin kita berada di tempat ini berkat doa para pembantu yang tidak pernah kita hargai jasa baiknya tetapi mereka sabar bangun malam dan meminta kita diberi hidayah. Mungkin kita berada di tempat ini karena doa orang tua kita yang tiada henti-hentinya agar memiliki anak yang shaleh dan shalehah, padahal begitu sering kita melukai hatinya. Atau mungkin kita berada di tempat ini karena doa anak-anak kita yang sering dikecewakan dengan contoh buruk yang kita lakukan sehingga mereka meminta kepada Allah agar memiliki orang tua yang shaleh dan shalehah.
Tentunya tiada kebaikan yang mengantar kita ke tempat ini selain kemurahan Allah Yang Maha Agung. Kita berutang banyak saudara-saudaraku sekalian.
Baiklah saudara-saudaraku sekalian.
Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan takabur dengan jamuan Allah di Arafah ini, kecuali kita harus malu dan jujur kepada diri sendiri. Harta yang Allah titipkan kepada kita, tak jarang kita nafkahkan sekadar sisa dari uang jajan kita. Zakat enggan kita bayarkan. Sedekah bagi orang yang paling lusuh dengan cara yang paling memalukan. Bahkan kita lebih suka membelikan barang-barang yang mahal untuk kita pamerkan kepada makhluk daripada menafkahkan harta di jalan Allah untuk bekal kepulangan kita.
Lalu lihatkan bagaimana kita bersujud kepada Allah. Dari 24 jam satu hari Allah memberikan waktu kepada kita, sujud sering kita percepat. Bahkan kalau perlu hampir tidak pernah ingat kepada Allah Yang Maha Agung. Dimanakah letak amal baik kita ? Nikmat dari Allah tiada henti dan tiada putus. Sedangkan pengkhianatan kita tiada henti dan tiada terputus. Entah mengapa Allah memberikan kesempatan kita berad di tanah Arafah ini ? Rasanya lebih banyak orang yang lebih layak untuk dimuliakan Allah saat ini.
Saudara-saudaraku sekalian.
Hari ini Allah menurunkan para malaikat di sekitar kita. Sebagian para malaikat sudah menyaksikan aib-aib yang ada pada diri kita. Sebagian para malaikat yang lain tahu secara persis siapa diri kita, ada yang mencatat kata-kata kita yang begitu jarang menyebut nama Allah. Lalu mereka tahu betapa banyak orang yang terluka hatinya, tercabik-cabik perasaannya. Allah Maha Tahu fitnah yang tersebar karena lisan kita selama ini, berapa banyak orang terjerumus ke dalam maksiat karena kita yang menunjukkannya. Diantara malaikat yang hadir saat ini ada yang menyaksikan kita mendekati zina dengan mata kita, dengan lisan kita, karena tiada yang tersembunyi bagi Allah.
Sesungguhnya hari ini adalah hari yang paling malu bagi kita. orang yang busuk seperti kita ini diberi kesempatan di tempat yang mulia, bahkan amal-amal yang paling tidak disukai Allah kita pun sering melakukannya. Kesombongan, ketakaburan adalah amal yang membuat iblis dilaknat oleh Allah selamanya. Tidak akan pernah selamat masuk syurga bagi orang yang di dalam hatinya ada takabur walau sebesar biji zarrah.
Lihatlah apa yang Allah titipkan bagi jalan kesombongan bagi kita. Otak dicerdaskan sedikit oleh Allah. Kita diberi kesempatan sekolah, kesempatan kuliah. Namun malah membuat kita petantang-petenteng menganggap remeh orang tua kita yang pendidikannya tidak setinggi kita.
Padahal demi Allah saudara-saudaraku, otak ini adalah milik Allah. Jikalau Allah mengambil beberapa bagian saja, niscaya kita tidak bisa mengingat apapun. Sungguh ! Gelar, pangkat adalah lambang kebodohan bagi orang-orang yang takabur. Malu kita mengapa diberi otak yang sulit mengenal Allah. Padahal otak kita ini tunduk mengejar keagungan Allah.
Kita diberikan harta yang cukup. Tapi kita sering tidak mempedulikan darimana harta itu kita dapatkan. Yang haram kita ambil, hak orang lain kita tahan. Zakat lupa kita bayarkan. Kita lumuri diri kita dengan kenistaan. Naudzubillaahi min dzalik. Tapi kita bangga dengan kendaraan yang mewah, dengan rumah yang megah, dengan perhiasan. Padahal, sungguh semua itu adalah sekadar titipan Allah, yang Allah juga berikan kepada makhluk-makhluk nista lainnya. Para penjahat, para pelacur, pezina, orang-orang yang durjana diberi dunia oleh Allah. Karena dunia bukan tanda kemuliaan bagi seseorang. Dunia adalah fitnah, cobaan bagi manusia. Sungguh malang bagi orang yang takabur dengan tempelan duniawi, padahal Allah menghinakan seseorang dengan duniawi itu sendiri.
Saudara-saudaraku sekalian.
Waspadalah sepulang dari tempat ini. Haji yang mabrur adalah haji yang merasa malu kepada Allah. Allah memberikan nikmat tiada henti. Kita jarang mensyukurinya bahkan kita mengkhianatinya. Allah Yang Maha Agung, Allah Yang Maha Perkasa, memberikan kesempatan kali ini kepada kita untuk mengubah sisa umur kita.
Mungkin, mungkin kali ini adalah yang terakhir kali kita berada di tanah Arafah ini. Tidak ada jaminan kita tahun depan dapat bertemu kembali di tempat ini. Tanah yang kita duduki ini akan menjadi saksi di akhirat nanti.
Kita berangkat mengeluarkan harta, waktu, tenaga. Kita lalui jalan berjam-jam sampai tempat ini, tapi nikmat sekali. Itulah nikmat yang datang dari Allah.
Nikmat adalah pengorbanan. Rasulullah Saw mulia bukan karena apa yang dimilikinya, tapi pengorbanan untuk ummat. Harta yang dikorbankan, tenaga yang dikorbankan, waktu yang dikorbankan, perhatian yang dikorbankan, demi kemaslahatan ummat.
Sepulang dari sini tidak pernah akan bahagia kecuali orang yang paling menikmati berkorban untuk orang lain. Yakinkanlah bahwa apapun yang kita miliki agar bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi hamba Allah. Sebaik-baik manusia adalah orang yang banyak manfaatnya.
Saudaraku, Percayalah bahwa kita tidak akan bahagia dengan mengumpulkan uang. Justru kebahagiaan datang dengan menafkahkan uang. Kita tidak bahagia dengan ingin ditolong orang lain. Kita bahagia justru dengan menolong orang lain. Kebahagiaan hati kita dengan menghargai orang lain. Jadikanlah diri kita menjadi orang yang tidak pernah berharap apapun selain dari Allah. Itulah kebahagiaan yang awal dari pelajaran kita.
Yang kedua, ingatlah baik-baik. Kain ihram yang kita pakai ini ternyata inilah yang menemani kita saat pulang nanti, tidaklah harta, tidak pangkat, dan juga tidak jabatan. Semua itu adalah topeng sejenak saja yang tidak berharga sama sekali, kecuali penyandangnya memiliki rasa syukur dan takwa kepada Allah.
Saudaraku, sepulang dari tempat ini pastikan jangan sembunyi di balik jabatan. Jangan sembunyi di balik penampilan yang bagus. Jangan bersembunyi di balik rumah yang megah. Jangan bersembunyi di balik gelar yang berenteng. Tapi bersembunyilah di balik Allah.
Harta, pangkat dan jabatan tidaklah berharga kecuali orang bertaqwa kepada-Nya. Sekuat-kuatnya jangan ubah yang Allah titpkan ini menjadi jalan kesombongan kita. Tiada yang dimuliakan oleh Allah. Tiada satupun yang diangkat derajatnya oleh Allah, kecuali orang yang tawadhu. Tiada seorangpun yang tawadhu diantara kamu, semata-mata karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya.
Oleh karena itu, sepulang dari sini pastikanlah menjadi orang yang paling rendah hati, yang tidak akan memamerkan topeng seperti ini, kecuali insya Allah, kemuliaan akhlak yang menjadi andalan bekal kepulangan dan kemuliaannya.
Dan yang ketiga, saudaraku sekalian, sepulang dari haji ini ingatlah baik-baik bahwa Alah menciptakan haji dengan pertemuan dari segala bangssa. Kulit hitam, mata sipit, yang tingi, yang buruk, yang cacat ; mereka semua adalah saudara kita. Terkadang kita merasa saudara karena darah, persaudaraan karena tempat, persaudaaraan karena bangsa, tapi kita lihat di sini, saudara kita begitu bnayak. Pepatah mengatakan satu musuh sudah mempersempit kehidupan kita, tapi memperbanyak teman tidak akan pernah cukup, sebab memperbanyak teman adalah memperbanyak saudara. Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara.
Orang-orang yang merasakan banyak saudara hidupnaya akan lebih ringan. Kita berbelanja dengan harga yang mahal, kita bersyukur karena bisa menafkahi, pedagang yang masih saudara kita sendiri.
Kita naik kendaraan umum dengan membayar kelebihan kita bahagia karena sudah memberikan bekal bagi para keluarga keturunan para sopir saudara kita sendiri. Kita mendidik orang sehingga maju, namun tidak berterima kasih tidak apa-apa, karena mereka adalah saudara kita sendiri. Semakin banyak yang kita bantu, Insya Allah semakin berbahagia dan ringan hidup kita ini.
Dan yang terakhir ingatlah baik-baik.
Hari ini adalah penutup lembaran lama kita. Sudah terlaalu lama kita gunakan untuk mengkhianati Allah. Sudah terlalu banyak nafas kita diisi lalai kepada Allah. Sudah terlalu banyak keringat kita untuk mendzolimi kebenaran. Sudah terlalu banyak harta yang kita nafkahkan kita tidak di jalan Allah.
Saudaraku sekalian, mau kemana lagi, hidup hanya satu kali dan sebentar. esok lusa mungkin malaikat maut sudah berada di hadapan kita. Pastikan mulai saat ini, tekadkan dalam hati kita Insya Allah tiada tujuan dalam hidup kami selain Engkau. Tiada yang kami tuju selain pulang kepad-Mu, Ya Allah. Dunia pasti kita tinggalkan, harta kami tinggalkan, keluarga kami tinggalkan, kami ingin bisa berjumpa denganmu Ya Allah. Tuntun dengan amal yang bisa membuat berjumpa dengan-Mu. Tingkatkan kepada kami segala bekal yang bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu, Ya Allah karuniakan segala nimat yang bisa membuat kami bisa mensyukuri, agar kami bisa berjumpa dengan--Mu, bebaskan kami dari setiap harta dan kesibukan apapun yang tidak bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu. Barangsiapa yang merindukan berjumpa dengan Allah, niscaya hari-hari yang dia nanti adalah hari-hari pertemuan dengan Allah. Hari-hari yang diisi dengan bekal; untuk pulang hidup di dunia adalah kesenangan yang menipu sejenak saja.