Minggu, 24 Juni 2012
Orang yang bening hati
Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun juga. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.jare puisi orang kampungan
Jumat, 15 Juni 2012
ilmu secara syariat
Secara syariat, suatu ilmu disebut bermanfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi, manfaat tersebut menjadi kecil artinya bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu, Allah Azza wa Jalla. Dengan ilmunya ia mungkin meningkat derajat kemuliaannya di mata manusia, tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nyat
tersenyum
Aku harus meneliti relung hatiku jikalau aku melihat orang lain tersenyum, rasanya ikut terimbas bahagia. Kata-kata yang disampaikan dengan senyuman yang tulus, rasanya lebih enak ku dengar daripada dengan wajah bengis dan ketus apa lagi dengan bibir seolah terikat (mecucu). Senyuman menambah manisnya wajah walau 30 tahun lagi tua keriput. Yang menjadi pertanyaan, apakah aku termasuk orang yang senang tersenyum untuk orang lain? Mengapa aku berat untuk tersenyum, bahkan dengan orang yang terdekat sekalipun... karena aku bukan masa lalu yg selalu bisa tersenyum
harapan dan keinginan
Sangatlah normal kalau kita mempuyai keinginan dan harapan karena dari harapan dan keinginan itu memacu kita untuk mau berbuat sesuatu, tetapi tidaklah normal kalau keinginan memperbudak oleh keinginan kita.
Senin, 11 Juni 2012
Jagalah Kehalusan Tutur Kata
Orang yang lisannya bermutu haruslah berkemampuan memperhalus dan menjaga
kata-katanya tidak menjadi duri atau tidak bagai pisau silet yang siap melukai
orang lain. Betapa banyak kata-kata yang keluar yang rasa-rasanya ketika
mengeluarkannya begitu gampang, begitu enak, tapi yang mendengar malah
sebaliknya, hatinya tercabik-cabik, tersayat-sayat perasaannya, begitu perih dan
luka tertancap dihatinya. Seakan memberi nasehat, tapi bagi yang mendengar
apakah merasa dinasehati atau malah merasa dizhalimi.
Jangan ada dusta dianatara kita...
Sahabat-sahabat sekalian,
Berpikirlah sebelum berbicara. Jangan pernah biarkan terlontar dari lisan ini
sesuatu yang kita sendiri meragukannya. Apalagi dengan sengaja kita berkata
dusta, naudzubillah. Demi Allah, Allah Maha Mendengar, tahu persis segala nita
di balik kata yang kita ucapkan. Kedustaan kita hanya masalah waktu saja bagi
Allah untuk membeberkannya, walau mati-matian kita menutupinya. Maka, pastikan
setiap pembicaraan kita untuk tidak ada dusta, walau sedikitpun. beh angel iki...ngapusi titik ae konangan nu
Bohong yang dibenarkan oleh syariat
Cegahlah dusta walau sekecil apapun, kecuali tentunya bohong yang dibenarkan
oleh syariat. Misalnya, bohong dalam rangka bersiasat kepada musuh, bohong
ringan dengan maksud untuk mendamaikan orang-orang yang bersengketa demi
kebaikan. Bohong istri kepada suami atau sebaliknya dengan maksud untuk
menyembunyikan kejelekan, bohong untuk membahagiakan dengan cara yang sah dan
benar, tetapi bukan bohong untuk menyembunyikan aib dan kesalahan
Beranilah hidup tampil dengan apa adanya, biarlah kita tampil begini adanya.
Kenapa harus berdusta, lebih baik kita tidak diterima, karena kita sudah
mengatakan apa adanya daripada kita diterima karena mendustainya. Jangan berat
untuk tampil apa adanya. Daripada kita sibuk merekayasa agar rekayasa kata,
sangat pasti tidak akan menolong sedikitpun "yu izzumantasyaa wa tudzillu man
tasya" Yang mengangkat derajat bukan kebohongan, bukan rekayasa kita, tapi Allah
saja, dan sebaliknya yang menghinakan juga Allah
Berkatalah dengan Perkataan yang Benar
Kalau kita ingin berbicara dengan benar, maka pastikan bahwa pembicaraan kita
bersih dari bohong, bersih dari dusta. Kata-kata kita ini harus benar-benar
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan pernah mau berkata apapun yang
kita sendiri tidak yakin dengan apa yang kita katakan. Jangan berusaha
berkata-kata semata-mata agar orang terkesima, terpesona, suka, karena semuanya
tidak akan menolong kita. Perkataan kita yakin dengan seyakin-yakinnya haruslah
dapat dipertanggungjawabkan.
Bohong, dusta, sama sekali tidak akan menolong diri kita ini, karena kedustaan mutlak diketahui oleh Alloh dan sangat mudah bagi ALlah membeberkan segala kebohongan dan kedustaan kita.
Dusta tidak akan mengangkat derajat, bahkan sebaliknya kalau Allah membeberkan kebohongan kita, kedustaan kita, maka, kita akan menjadi orang yang tidak berharga sedikitpun. Untuk dapat orang percaya pada kita tidak bisa dibeli dengan uang, tidak bisa dibayar dengan harta, sekali tampak bahwa kita pendusta, pembohong, tukang tipu, maka akan butuh waktu yang sangat lama untuk mengembalikan kepercayaan orang pada kita.
Bohong, dusta, sama sekali tidak akan menolong diri kita ini, karena kedustaan mutlak diketahui oleh Alloh dan sangat mudah bagi ALlah membeberkan segala kebohongan dan kedustaan kita.
Dusta tidak akan mengangkat derajat, bahkan sebaliknya kalau Allah membeberkan kebohongan kita, kedustaan kita, maka, kita akan menjadi orang yang tidak berharga sedikitpun. Untuk dapat orang percaya pada kita tidak bisa dibeli dengan uang, tidak bisa dibayar dengan harta, sekali tampak bahwa kita pendusta, pembohong, tukang tipu, maka akan butuh waktu yang sangat lama untuk mengembalikan kepercayaan orang pada kita.
Tanggung jawab kata yang sudah terucap
Banyak orang berkata tanpa bisa menjaga diri, padahal kata-kata yang terucapkan
harus selalu dipertanggung-jawabkan, yang siapa tahu akan menyeretnya ke dalam
kesulitan. Sebelum berkata, kita yang menawan kata-kata itu, tapi sesudah kata
terucapkan kitalah yang ditawan kata-kata kita .
Jadi waspada, dengan lidah, menggerakkannya memang mudah, tidap perlu pakai tenaga besar, tidak perlu pakai biaya mahal, tapi bencana bisa datang kepada kita. Berbicara itu baik, tapi diam jauh lebih bermutu. Dan ada yang lebih hebat dari diam, yaitu BERKATA BENAR.
Jadi waspada, dengan lidah, menggerakkannya memang mudah, tidap perlu pakai tenaga besar, tidak perlu pakai biaya mahal, tapi bencana bisa datang kepada kita. Berbicara itu baik, tapi diam jauh lebih bermutu. Dan ada yang lebih hebat dari diam, yaitu BERKATA BENAR.
"Duh Gusti Allah, Engkaulah penguasa segalanya. Titip hati kami agar
terkendali, titip harta kami andai ada jatah rizki yang halal berkah
bagi kami ya Allah , tuntun supaya kami bisa ikhtiar di jalan-Mu, hingga
berjumpa dengan keadaan jatah rizki kami yang barokah, tapi kalau tidak
ada jatah rizkinya, tolong diadakan ya Allah, karena Engkaulah yang
Maha Pembuka dan Penutup rizki, jadikan pekerjaan kami menjadi ibadah
amal shaleh." Amin..
hati yang lapang
Hati yang lapang dapat diibaratkan sebuah lapangan yang luas membentang,
walaupun ada anjing, ada ular, ada kalajengking, dan ada aneka binatang
buas lainnya, pastilah lapangan akan tetap luas. Aneka binatang buas
yang ada malah makin nampak kecil dibandingkan dengan luasnya lapangan.
Sebaliknya, hati yang sempit dapat diibaratkan ketika kita berada di
sebuah kamar mandi yang sempit, baru berdua dengan tikus saja, pasti
terkejut !!!!... semoga hatiku ibarat lapangan yang luas..Amin..
Selamat berbahagia bagi siapapun yang paling gemar beramal dan paling cepat melupakan jasa dan kebaikan dirinya, percayalah hidup ini akan jauh lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah. Insya Allah.
Selamat berbahagia bagi siapapun yang paling gemar beramal dan paling
cepat melupakan jasa dan kebaikan dirinya, percayalah hidup ini akan
jauh lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah. Insya Allah.
.agar hati nraniku tetap hidup
Kalaupun aku bisa???, aku harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati
nuraniku hidup. Tidak berlebihan jikalau aku mengasahnya dengan
merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu
untuk memperhatikan orang lain..
fungsi qolbu.
Manusia ternyata bukan kecerdasannya saja,
tapi yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar,
yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar.
Disitulah fungsi qolbu.
Oleh karenanya, menjadi cerdas belum tentu mulia,
kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat kebenaran.
Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di jalan yang benar
tapi yang membimbing cerdasnya otak menjadi benar,
yang membimbing kuatnya fisik menjadi benar.
Disitulah fungsi qolbu.
Oleh karenanya, menjadi cerdas belum tentu mulia,
kecuali kecerdasannya dipakai untuk berbuat kebenaran.
Menjadi kuat belum tentu mulia, kecuali kekuatannya di jalan yang benar
Langganan:
Postingan (Atom)